Sabtu, 15 Juni 2013

PEMAKAIAN LISTRIK

Dalam sebuah pabrik, umumnya porsi biaya terbesar untuk biaya operasional (utility) disumbangkan oleh biaya pemakaian listrik. Sedikit saja kita bisa mengurangi pemakaian biaya untuk komponen yang memberikan porsi biaya terbesar dalam operasional, maka penurunan biaya operasional secara keseluruhan akan terasa significant. Oleh karena itu, biasanya bila ada Bos baru, hampir pasti bos tersebut akan menanyakan; “Pak Edy, kebutuhan listrik sebesar ini untuk apa saja? Bisakah lebih dikurangi?”.


Apa yang bisa kita lakukan untuk bisa menghemat pemakaian listrik?

Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu mengidentifikasi setiap alat/mesin yang menggunakan listrik. Adakah yang bisa tidak perlu dioperasikan atau adakah yang perlu dilakukan pengaturan operasionalnya sehingga diperlukan listrik yang lebih rendah. Dalam identifikasi, sebaiknya dimulai dengan mesin listrik yang membutuhkan listrik yang besar. Pompa dengan power 80 kW tentu lebih berpengaruh terhapat biaya listrik dibanding lampu 100 watt.

Sebenarnya tahapan yang tidak kalah pentingnya adalah tahapan ketika perancangan pembangunan pabrik. Ketika dalam perancangan kita salah mimilih alat/mesin listrik dengan kapasitas yang melebihi kebutuhan proses (overprocessing), maka pemborosan pemakaian listrik akan terjadi selama pabrik dioperasikan dan hal ini merupakan biaya yang sangat besar. Misalnya adalah kita memilih motor untuk pompa, bila dalam perancangan kita memilih pompa yang terlalu besar (motor terlalu besar) dari pada kebutuhan proses, maka selama operasi diperlukan listrik lebih besar daripada yang seharusnya bisa dipakai. Bila sudah terjadi hal seperti ini, untuk mengganti pompa/motor sesuai kapasitas yang diinginkan berarti diperlukan biaya investasi baru lagi yang cukup besar dan hal ini umumnya jarang dilakukan bila overprocessingnya tidak terlalu besar.

Rumus pemakaian listrik adalah kW = 30,5 x 0,8 x V x A / 1000. V adalah tegangan listrik yang dalam pabrik biasanya stabil diangka 380 volt. Sedangkan A adalah arus listrik yang besarnya ada yang stabil dan ada yang berubah-ubah tergantung beban yang diberikan. Contoh arus listrik yang besarnya stabil misalnya untuk motor penggerak pompa sentrifugal, lampu, dll. Sedangkan motor untuk menggerakkan mesin yang bebannya berubah, misalnya mesin press, besarnya arus listrik tergantung beban yang diberikan.

Mesin listrik dengan arus stabil harus dipilih yang cocok untuk kebutuhan proses dan jangan sampai terjadi overprocessing. Bila overprocessing, berarti pemborosan untuk selamanya (selama dipakai), bila diganti dengan mesin yang sesui kebutuhan proses, berarti diperlukan investasi baru. Pilih mana yang lebih murah. Untuk mesin listrik dengan arus listrik yang besarnya sesuai beban, maka lakukan operasional yang memerlukan listrik yang paling kecil. Misalnya dengan cara jangan menambah jumlah mesin yang dioperasikan bila beban mesin yang telah dioperasikan belum mencapai maksimal. Satu mesin dengan beban maksimal akan memerlukan listrik lebih sedikit bila dibandingkan dengan mengoperasikan dua mesin dengan beban yang rendah untuk flowrate material proses yang sama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar