Pagi jam 8 pagi saya sudah sampai di kantor dan belum sempat duduk untuk memeriksa catatan harian operasional tanggal 30 Januari 2019, pak Budi datang menghampiri dan menyampaikan informasi dari shift malam bahwa press no 3 trouble dan tidak bisa di start. Langsung terlintas dalam pikiran saya "habis sudah, produktivitas hancur, turun 50%". Sudah ada 2 unit press andalan yang rusak, sedangkan 2 unit yang lain tidak bisa optimal. Jadwal pengiriman produk sudah menunggu, bahan baku menumpuk dan harus segera diproses supaya tidak rusak.
Pagi ini tidak ada meeting untuk membahas kinerja operasional kemarin, pak Budi dan pak Andi langsung mengecek kondisi press. Saya sendiri melanjutkan mengecek catatan harian operasional kemarin seorang diri. Kinerja yang kacau. Produktivitas proses harian turun 40%, quality produk 63% outspec (sudah kronis), solvent loss meningkat 92% dari rata-rata harian bulan ini, tekanan steam selalu drop dibawah standar minimal 5 bar.
"KRONIS"
Banyak sekali masalah. Seharusnya harus diselesaikan dengan cepat, tetapi realitasnya tidak bisa segera diselesaikan karena berbagai kondisi yang mau tidak mau harus dimaklumi. Steam masalah karena masalah bahan bakar yang juga tidak bisa langsung diselesaikan. Press 1 rusak karena termakan umur yang sudah lebih 20 tahun sehingga perbaikan perlu waktu yang lama. Press 3 apa yang terjadi?
Saya bangkit dari tempat duduk dan langsung melangkah keluar kantor menuju kelapangan untuk mengecek press 3. Belum sampai di lokasi press 3, pak Ipin (Kepala Regu shift malam) yang belum pulang menghampiri saya. Dia langsung menyampaikan kronologi press 3 rusak dan tidak bisa beroperasi lagi. Saya mendengarkan tetapi saya tidak terlalu percaya dengan apa yang dia sampaikan karena biasanya ada ucapan bumbu untuk menutupi kesalahan.
Setelah selesai mendengarkan informasi dari pak Ipin, saya melanjutkan langkah untuk menuju lokasi press 3. Dari jauh saya melihat pak Budi dan pak Andi sedang membongkar press 3. Sesampainya di lokasi press 3 saya melihat roll sompel dan material yang menumpuk di ruang pengeluaran di bagian center part.
"Apa masalahnya Pak?", tanya saya ke pak Budi.
"Spi dandang lepas Pak", jawab pak Budi.
Jawaban yang sedikit meringankan beban di pagi ini. Press 3 tidak rusak parah dan mungkin selepas tengah hari bisa dioperasikan lagi.
Karena masalah press 3 tidak serius, saya melanjutkan langkah untuk ke gudang dan pelabuhan untuk mengecek progress loading yang sedang berlangsung. Sesampai di gudang, saya amati stok produk di gudang. Dalam pikiran saya, dengan mengamati tumpukan produk di gudang, saya mengestimasi loading sudah dapat sekitar 2.500 ton. Kemudian saya melanjutkan langkah untuk menemui pak Yanto (Kepala Gudang dan sekaligus Master Loading).
"Sudah dapat berapa Pak?", tanya saya ke pak Yanto
"2.345 mas, tadi malam hujan stop loading 1 jam", jawab pak Yanto.
Loading berjalan dengan normal. Saya melanjutkan langkah ke pabrik ekstraksi. Sesampainya di pabrik ekstraksi, saya langsung melihat level miscella dan solvent di tangki proses. Level yang rendah pertanda tidak bagus. Solvent Loss tinggi.
Saya lihat flowrate destilasi miscella, 10.000. Saya lihat tekanan vacuum -400. DROP. Saya pegang pipa dari line kondenser. PANAS. "Apakah pabrik ini mampu bertahan beroperasi hingga 2 bulan lagi?", pertanyaan dalam benak saya yang saya hubungkan dengan target loading dan kondisi bahan baku yang menumpuk dan mulai rusak.
Saya lihat vacuum plant. NORMAL. Saya lihat suhu output produk. NORMAL.
Saya lihat suhu output desorber 80. PARAH. "Steam lagi - steam lagi". Saya cek tekanan steam. 3 bar. PARAH. "Kondisi masalah serius yang seharusnya tidak boleh terjadi tetapi harus dihadapi karena suatu alasan yang harus dipahami".
Saya minta seorang operator untuk mengambil sample mineral oil absorbent untuk dikirim ke Lab guna mengetahui kandungan solvent-nya.
Langkah saya lanjutkan untuk mengecek pabrik ekstraksi lebih lanjut. Saya pegang pipa air cooling tower masuk pabrik dan tekanannya. NORMAL. Saya pegang pipa air cooling tower keluar dari pabrik. TERLALU PANAS. "Mampu bertahan berapa lama lagi operasinya?", terlintas kembali dalam benak saya.
Saya lanjutkan ke ekstraktor, suhu, vacuum, isi material. NORMAL . Toaster juga normal.
Setelah saya merasa cukup mengecek pabrik, saya kembali melangkah ke kantor dan sesampainya di kantor saya melihat jam sudah menunjukkan pukul 09:45.
Siang jam 13:35, saya dapat telp dari Lab yang menginformasikan bahwa hasil analisa absorbent sudah di emailkan. Setelah menutup telp, saya langsung lihat email. Margin kandungan solvent dalam absorbent antara absorber dan desorber adalah 3,14% dengan kandungan solvent dalam desorber yang sangat tinggi,10,05%. "PARAH".
????...