Steam jet ejector merupakan alat pembangkit vacuum dengan menggunakan
steam sebagai media pendorong. Suatu pancaran cairan, gas atau uap (steam)
keluar dari nozzle dengan kecepatan tinggi sehingga dihasilkan tekanan rendah di titik nozzle tersebut. Dengan
demikian, gas yang harus diangkut akan terhisap, terbawa dan mengalami
percepatan.
Steam jet ejector berfungsi untuk mengeluarkan gas atau uap
dari suatu ruangan dan mempertahankan kevakuman yang tercapai. Steam jet
ejector merupakan pompa yang tidak mempunyai bagian-bagian yang bergerak. Oleh
karena itu, pompa ini sangat sederhana dan tidak memerlukan perawatan yang
rumit.
Dalam steam jet ejector, steam yang telah dipakai
dikondensasi dengan mencampurkannya dengan air. Daya hisap dan vacuum akhir
yang tercapai seringkali tergantung pada tekanan awal pancaran, tekanan uap
kondensate dan konstruksi pompa (jumlah langkah kerjanya).
Dengan steam jet ejector satu langkah hanya bisa dicapai
vacuum sebesar 130 mbar (atau perbandingan kompresi sekitar 1:8).
Pada steam jet ejector yang disusun secara seri, beberapa
jet ejector dihubungkan berturut-turut dan makin kebelakang jet ejector semakin
kecil. Pada tiap langkah, steam diumpankan secara terpisah. Agar uap dan steam
dari langkah sebelumnya tidak dikompresi pada langkah berikutnya, maka diantara
jet ejector dipasang condenser kontak. Didalam kondeser kontak ini,
disemprotkan air agar uap dan steam terkondensasi. Air yang keluar dari
condenser dialirkan melalui pipa barometik (ketinggian minimal 10 meter) atau
dengan pompa (misalnya dengan side channel pump).
Selain dengan system seri dan karena steam jet ejector tidak
mempunyai daya hisap yang besar, maka untuk membuat vacuum awal sering
digunakan pompa pendesak (misalnya dengan pompa vacuum cincin air). Dalam
proses stripping untuk evaporasi, sering digunakan sebuah steam jet ejector
dengan tekanan input steam 4 bar dan steam outputnya digunakan sebagai steam
stripper untuk stage sebelumnya, sedangkan vacuum awal digunakan pompa vacuum
cincin air. Dengan system seperti ini bisa diperoleh vacuum awal 600 mbar (oleh
pompa) dan vacuum akhir sebesar 980 mbar.
Vacuum akhir ditempat hisap yang dicapai dengan steam jet
ejector langkah majemuk dibatasi oleh tekanan uap dari kondensate dan besarnya
sekitar 4 mbar abs (-996 mbar). Vacuum akhir yang lebih baik (0,7 mbar abs) bisa
dicapai bila bahan pancar dari langkah pertama tidak dikondensasi (langsung
dibuang) karena uap akhir yang tersisa biasanya merupakan uap yang tidak mudah
untuk dikondensasi.
Pada steam jet ejector yang bekerja pada vacuum yang tinggi
(diatas 5 mbar), maka diperlukan pemanasan jet ejector supaya tidak terbentuk
es akibat titik beku air dilewati selama operasi berlangsung. Pemanasan bisa
dilakukan dengan system coil yang mengelilingi body jet ejector yang biasa
dikenal dengan trace heater. Model sekarang, trace heater dibuat mengelilingi
penuh dinding jet ejector dan supaya berfungsi optimal maka coil harus
benar-benar menempel dinding jet ejector.
Steam jet ejector bersifat stabil terhadap penghisapan
cairan atau uap yang terkondensasi (sama halnya dengan pompa pancar air). Umumnya dipakai steam jet ejector 3 langkah atau 4 langkah
secara seri, tergantung dari kebutuhan
vacuum disesuaikan dengan biaya steam dan air. Steam yang dipakai biasanya
adalah dry saturated steam dengan tekanan sekitar 10 bar atau lebih.