Sabtu, 23 Februari 2013

Ekstraksi

EKSTRAKSI

            Ekstraksi merupakan proses pemisahan didasarkan prinsip pelarutan. Gaya pendorong pada ekstraksi adalah perbedaan konsentrasi ekstrak di dalam bahan ekstraksi dan pelarut. Salah satu cara untuk untuk memperoleh gaya pendorong yang besar adalah dengan menggunakan pelarut segar atau pelarut yang tidak mengandung ekstrak, tetapi pemakaian pelarut segar berarti diperlukan pelarut yang banyak dan hal ini berarti diperlukan biaya lebih untuk recovery. Cara lain untuk memperoleh gaya pendorong besar adalah dengan segera mengeluarkan larutan ekstrak dari permukaan perpindahan.


            Beberapa contoh  pelarut yang biasa dipakai adalah air, asam-asam organik dan anorganik, hidrokarbon jenuh, toluen, karbon disulfit, eter, aseton, hidrokarbon yang mengandung khlor, isopropanol dan etanol. Untuk ekstraksi minyak nabati dalam industri biasa digunakan Hexane sebagai pelarut karena mempunyai tekanan uap yang besar sehingga mudah direcovery.


Dalam satu tahap ekstraksi tunggal, yaitu mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut satu kali, umumnya tidak mungkin seluruh ekstrak terlarutkan. Hal ini karena adanya proses kesetimbangan. Ekstraksi akan lebih menguntungkan jika dilaksanakan dalam jumlah tahap yang banyak, setiap tahap menggunakan pelarut yang sedikit tetapi kerugiannya adalah konsentrasi larutan ekstrak makin lama makin rendah dan jumlah total pelarut yang dibutuhkan menjadi besar, sehingga untuk mendapatkan pelarut kembali biayanya menjadi mahal. Operasi yang lebih ekonomis adalah dengan menggunakan proses dengan aliran berlawanan.

Dalam proses ekstraksi, luas permukaan bidang antarmuka untuk perpindahan massa antara bahan ekstraksi dan pelarut harus sebesar mungkin. Pada ekstraksi padat-cair hal tersebut dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi dan pada ekstraksi cair-cair dengan mencerai-beraikan salah satu cairan menjadi tetes-tetes (dengan bantuan pengaduk). Pada ekstraksi padat-cair memperkecil ukuran bahan ekstraksi bisa berpengaruh pada mengecilnya porositas bulk material yang berakibat terhambatnya pencampuran pelarut dan akhirnya proses ekstraksi menjadi tidak optimal.

Tahanan yang menghambat pelarutan ekstrak sedapat mungkin bernilai sekecil mungkin. Tahanan tersebut terutama tergantung pada ukuran dan sifat partikel dari bahan ekstraksi. Semakin kecil partikel ini, semakin pendek jalan yang harus ditempuh pada perpindahan massa dengan cara difusi, sehingga semakin rendah tahanannya. Pada ekstraksi bahan padat tahanan makin besar jika kapiler-kapiler bahan padat semakin halus (porositas kecil) dan jika ekstrak semakin terbungkus di dalam sel (misalnya pada bahan-bahan alami).

Pada proses ekstraksi, suhu juga seringkali memainkan peranan penting dalam unjuk kerja ekstraksi. Semakin tinggi suhu, semakin kecil viscositas fasa cair dan semakin besar kelarutan ekstrak dalam pelarut. Selain itu, kecenderungan membentuk emulsi berkurang pada suhu yang tinggi.

            Pada ekstraksi padat-cair, ketika bahan ekstraksi dicampur dalam pelarut, maka pelarut menembus kapiler-kapiler dalam bahan ekstraksi. Larutan ekstrak dengan konsentrasi tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi dan dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan keonsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat. Karena adanya gaya adhesi setelah pemisahan larutan ekstrak, maka akan selalu tertinggal larutan ekstrak dalam kuantitas tertentu di dadalam bahan ekstraksi. Untuk memperoleh efisiensi yang tinggi pada tiap bahan ekstraksi, perlu diusahakan agar kuantitas cairan yang tertinggal sekecil mungkin. Biasanya hal ini dapat dilakukan dengan membiarkan menetes keluar (jarang dilakukan dengan cara penekanan atau sentrifugasi).

            Untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat-cair, syarat-syarat berikut harus dipenuhi:
·   Luas permukaan kontak yang sebesar mungkin. Hal ini dapat dicapai dengan memperkecil ukuran bahan ekstraksi. Dalam hal ini lintasan-lintasan kapiler, yang harus dilewati dengan cara difusi menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanan. Untuk alat ekstraksi tertentu harus dijaga agar pada pengecilan bahan ekstraksi ukuran partikel yang diperoleh tidak menjadi terlalu kecil karena bila hal itu terjadi, maka tidak dapat dipastikan bahwa bahan ekstraksi cukup permeabel untuk pelarut.
·   Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibanding dengan laju alir bahan ekstraksi agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkat keluar dari permukaan bahan padat. Hal ini juga tergantung pada jenis ekstraktor yang digunakan karena agar ekstrak yang terlarut dapat segera diangkat bisa dilakukan dengan pengadukan secara turbulen atau dengan pemberian laju alir pelarut yang tinggi.
·   Suhu yang lebih tinggi (viscositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada umunya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

Dalam industri ekstraksi minyak nabati, sering digunakan ekstraktor keranjang dengan sistem counter-current 6 stage dan digunakan pelarut Hexane. Sebagai contoh adalah ekstraksi bungkil kelapa yang mengandung minyak 22%, dengan ekstraktor keranjang counter-currrent 6 stage dan waktu tinggal 3,4 jam bisa diperoleh bungkil kelapa dengan kandungan minyak sekitar 2%.